--> Skip to main content

cita-citaku jadi smartphone



Seorang guru, masuk kelas,
.
"Selamat pagi anak-anak."
.
"Selamat pagi Bu Guru."
.
"Apa kabar kalian?"
.
"Baik, Bu Guru."
.
"Hari ini kita akan berbicara tentag topik yang menarik."
.
"Anggap kalia bisa menjadi apa pun yang kalian inginkan. Jadi kalian ingin menjadi apa?"
.
Belum ada seorang anak pun menjawab. Yang lain sibuk ngobrol, lainnya tiduran di meja, seorang anak sibuk menggambar.
.
Tapi seorang anak menjawab, "Saya ingin jadi burung."
.
"Wow, mengapa mau jadi burung?"
.
"Karena burung bisa terbang di langit."
.
"Baiklah, bagus."
.
"Saya ingin menjadi kelinci putih." seorang anak laki-laki berdiri.
.
"Baiklah."
.
Kemudian Bu Guru melihat ke anak yang dari tadi sepertinya tidak memerhatikan,"Hai, Toppa. Dari tadi kamu menulis sesuatu. Ceritakanlah kepada saya, kamu ingin jadi apa?"
.
"Saya ingin menjadi smartphone."
.
"Smartphone?" Bu Guru heran, "Tapi kenapa smartphone?"
.
"Orang tua saya sangat menyukai smartphone."
.
Bu Guru tersenyum, kagum dengan kelancaran anak ini menyampaikan alasannya.
.
"Dia selalu membawa smartphone bersamanya." si anak meneruskan, "Tapi dia tidak pernah membawa saya bersamanya."
.
Senyum Bu Guru mulai surut.
.
"Ibu saya lari menghampiri smartphone secepat mungkin ketika berdering. Tapi ibu tidak datang kepada saya bahkan ketika saya menangis."
.
Wajah Bu Guru mendadak muram. Matanya mulai berkaca-kaca.
.
"Ayah saya bermain game dengan smartphonenya. Tapi dia tidak pernah bermain dengan saya. Saya meminta ayah untuk memangku saya. Tapi dia tidak melakukannya. Ayah saya selalu memegang smartphone. Jika saya meminta ibu saya untuk bermain dengan saya, dia berteriak kepada saya dengan berkata, 'Apa kamu tidak melihat saya sedang mengobrol di telpon?"
.
Bu Guru mengangkat tangan, menutup mulutnya.
.
"Ayah saya selalu tidur bersama smartphone. Tapi dia tidak pernah mau tidur sambil memeluk saya."
.
Mata Bu Guru tak sanggup lagi menatap ke depan.
.
"Ibu saya tak pernah lupa mencharge smartphone. Tapi dia kadang lupa memberi saya makan."
.
Bu Guru memalingkan wajah, dan tak sanggup menahan perubahan bibirnya yang memaksa melengkung ke bawah. Matanya terpejam. Bulir bening tumpah.
.
"Cita-cita saya ingin menjadi smartphone dan selalu berada di samping ibu dan ayah."

betapa mirisnya ketika kita yang sudah berkeluarga, tetapi kita masih asik dengan smartphone dan melupakan orang yang ada di kanan kiri kita.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar